Senin, 29 Februari 2016

TEMPAT BERSEJARAH RANTAUPRAPAT

Ir. Soekarno pada pidato Hari Pahlawan 10 Nopember 1961 " Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya".
Dalam mempertahankan Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta yang mengatasnamakan rakyat Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Rantauprapat merupakan ibukota Kabupaten Labuhan Batu yang berada di Propinsi Sumatera Utara,daerah ini terkenal dengan penghasilan Kelapa Sawit dan Karetnya. Melihat kekayaan alam daerah ini, banyak yang ingin menguasainya termasuk Belanda dan Jepang pada masa penjajahannya.

Prasasti Tugu DJUANG 45 Rantauprapat
Kota Rantauprapat dibagi dua  kecamatan yaitu Rantau Utara dan Rantau Selatan. Kota Rantauprapat ini merupakan kota panas meskipun ada di bawah kaki Bukit Barisan Torpisangmata. Kantor Bupati yang megah saat ini berada di Kelurahan Ujung Bandar, Kecamatan Rantau Selatan, sekitar 3,5 km dari kantor Bupati Labuhan Batu melalui jalan Juang 45 di Kelurahan Lobu Sona arah Bukit Barisan ini ada bangunan monumem Juang 45. Begitu indah di lokasi ini karena tepat di kaki Bukit Barisan yang begitu sejuk di kelilingi pohon kelapa sawit dan pohon karet yang rindang. Prasasti yang di tandatangani pada 17 Agustus 1996 ini menceritakan di masa perjuangan kemerdekaan dan menegakkan Negara Republik Indonesia ( NRI ) Proklamasi 17 Agustus 1945 di tempat inilah berdiri kantor pemerintahan Militer Kabupaten Labuhan batu dengan Bupati M Djamaluddin Tambunan ayah dari Bapak Amri Tambunan.
Gedung Djuang 45 Rantauprapat
Di dalam gedung inilah dahulu para pejuang Indonesia yang berasal dari Labuhan batu dan beberapa pejuang Asahan mengadakan perundingan dan bergerilya melawan penjajah. Tidak ada lagi benda - benda yang terlihat di dalam gedung ini terkecuali poto poto pejuang 45 Labuhan Batu yang di pajang di dinding gedung, warna bangunannya pun sudah pudar, tetapi replika lukisan tentang perjuangan Pahlawan yang tepat berada di depan gedung inilah yang dapat memotivasi dalam kecintaan terhadap negeri ini.

Ada beberapa sisi yang membuat tempat bersejarah ini begitu kelam dan terlihat tidak terurus. Mulai dari bangunannya tidak terawat, warna cat sudah pudar dan lantainya berdebu. Bisa kita pastikan sangat jarang orang kelokasi ini untuk berkunjung menggali nilai sejarahnya. Gedung ini dahulu di pagar keliling namun sudah di curi orang tak dikenal dan kerap kali tempat ini sering hanya tempat orang pacaran yang bisa jadi dugaan menjadi lokasi mesum mereka ujar sahabat kami Rendy yang mendampingi kami kelokasi.
Tempat ini juga sering tempat anak sekolah cabut kata Rendy kembali yang merupakan putra Rantauprapat yang berdomisili di sini sejak lahir. Sebelum sampai Tugu juang 45 ini, banyak berdiri kafe - kafe hiburan malam yang membuat aura negatifnya menonjol.

Harapan ke depan semoga tempat ini di perhatikan dan menjadi tempat generasi penerus Bangsa ini untuk menggali dan memperdalam kecintaan terhadap Pahlawan dan Negara ini ujar Rendy, Jufri, Saud Nainggolan, M Usrianto dan Harkit Sihombing yang berkunjung 18 Pebruari 2016 jam 15:30 Wib.


Foto bersama di tugu Djuang 45 Rantauprapat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar