Senin, 02 November 2015

ULOS BATAK TOBA DAN PENGGUNAANNYA





A.PENGENALAN

Ulos Batak Toba terbuat dari benang pilihan dan ditenun menjadi sebuah kain yang menjadi bentuk Ulos yang sebelumnya dibuat pewarna sesuai dengan jenis atau nama Ulos.Warna yang dipergunakan membuat sehelai Ulos biasanya warna(Merah,Putih dan Hitam).Proses pembuatan Ulos mulai zaman dahulu dan sekarang Suku Batak Toba mengenal dua cara membuat Ulos yaitu:
1.Cara tenunan tangan dengan alat tradisional atau manual
2.Cara dengan tehnologi canggih atau sering disebut tenunan mesin.
Fungsi dan kegunaan Ulos mulai Zaman dahulu dan sekarang:
1.Pada zaman dahulu Ulos dipergunakan sebagai baju atau selimut untuk melindungi tubuh dari segala cuaca
2.Pada Zaman setelah Suku Batak mengenal mengenal spirutualisme dengan menjalankan Adat dan Budaya,Ulos dipergunakan untuk hal-hal yang sakral yaitu di Pesta Adat dan Ritual sebagai tanda pengenal atau pangkat bagi suku Batak(bukan tahta) untuk mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa
3.Pemerintah di Kawasan Danau Toba umumnya Propinsi Sumatera Utara menjadikan Ulos sebagai alat media souvenir atau cendramata kalau ada Tamu khusus yang berkunjung ke Pemerintahan di Bonapasogit
Pengertian Ulos di acara Adat dan Budaya Batak Toba adalah:
Sebagai alat bukti untuk mensyahkan satu kejadian dengan meminta doa dan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa(Mulajadi Nabolon)
Contohnya:
1.Tujuh Bulanan
2.Pemberian Nama
3.Pernikahan
4.Meninggal
5.Memasuki Rumah baru
6.Mangokkal Holi/Pembuatan Tugu Marga
7.Menghormati Orang yang berjasa/Mambulang Bulangi
8.Souvenir atau cenderamata
Degrasi yang sangat jauh karena tingkat keinginan Suku Batak Toba untuk mau mengenal dan paham akan nama dan jenis Ulos mengakibatkan tidak paham lagi akan makna pemberian Ulos kapan dan dimana saja,membuat suku Batak Toba menjadikan pemberian Ulos hanya seremonial belaka bukan lagi menonjolkan nilai-nilai spiritualitas
Zaman sekarang Suku Batak Toba sudah cenderung menggunakan Ulos dari sub-etnik Batak lain dalam pemberian Ulos diacara Adat dan Budaya, contohnya Ulos ke Pengantin yang seharusnya diberikan Ulos Ragi Hotang sudah ada mengganti sebagian yang melaksanakan zaman sekarang dengan Ulos Sadum.Kita semua mengetahui bahwa Ulos Sadum berasal dari sub-etnik Batak Tapanuli Selatan/Batak Angkola.dan disaat pemberian Ulos(posisi garis pemberi) dari yang bersaudara(na marhamarangi)dan Simatua/Hula-hula/Tulang/Bona Tulang/Bona Ni Ari serta undangan(patorop odoran) atau biasa disebut dengan Ulos holong, sudah lebih cenderung banyak memberikan Ulos Sadum…mengapa?
Alasannya adalah:
1.Kurang paham sehingga banyak yang ikut-ikutan(jambar mangihut)
2.Ulos Sadum adalah ulos yang paling murah nilai belinya dan karena coraknya banyak yang menarik dan cantik(dipergunakan karena menarik dan cantik)

B.ULOS SEBAGAI MEDIA PEMERSATU BUKAN MENJADI PEMISAH DAN PEMBATAS PELAKSANAAN ADAT DAN BUDAYA

Ulos sekarang sudah banyak di produksi dengan tulisan “Tuhan Yesus memberkati” dan diberikan kepada pasangan Pengantin,mengapa?apakah ini Adat?apakah ini Budaya Batak?sebuah tulisan yang menjadi pro kontra yang tanpa kita sadari tulisan itu hanya sebuah strategi para penjual Ulos agar lebih laku dengan menghilangkan makna sebenarnya dan tidak ada satu penghormatan buat leluhur kita pencipta pertama Ulos tersebut.
Pada hakekatnya Ulos adalah alat pemersatu bukan menjadi alat pemisah dalam pelaksanaan Adat dan Budaya di Suku Batak Toba.Budaya adalah universal atau bersifat luas bukan malah mempersempit ruang dan menyombongkan diri yang dapat menghilangkan nilai dan makna spiritual saat pemberian Ulos.Dengan adanya tulisan Tuhan Yesus memberkati dalam sehelai ulos itu artinya Suku Batak semua penganut ajaran Kristen,apakah semua Suku Batak Kristen?apakah Agama yang lain salah melaksanakan Adat dan Budaya Batak?.Seharusnya kita tetap mempertahan kearifan lokal dengan menjalin hubungan yang baik dengan Agama yang lain dalam sebuah konteks Adat dan Budaya.Dengan catatan biarkan kita berbeda keyakinan asal masih mau menjalankan Adat dan Budaya Batak,agar kedepannya Adat dan Budaya kita ada wibawa, dihormati semua orang yang beda Suku dan beda keyakinan.

C. JENIS DAN NAMA ULOS BATAK TOBA

Ulos Batak Toba ada dua puluh satu(21)jenis/nama dan kegunaannya:
1.Ulos Antak-Antak adalah Ulos yang dipakai wanita sebagai selendang disaat acara saat suka          dan duka
2.Ulos Bintang Maratur, Ulos ini bermakna agar bisa mengatur anak dan boru serta keturunannya.Ulos ini biasanya diberikan saat menikah untuk selendang buat pengantin wanita dan diberikan waktu selamatan Hamil 7 Bulan oleh orang tua.
3.Ulos Ragi Hotang Ulos ini biasa diberi kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai Ulos Hela untuk melambangkan dua keluarga menjadi satu yang kekuatannya seperti batang rotan/Hotang.Untuk motif yang lebih murah biasa diberikan untuk tiap pesta adat budaya Batak Toba
4.Ulos Mangiring Ulos ini dipakai selendang, Tali-tali, juga Ulos ini diberikan kepada anak cucu yang baru lahir terutama anak dan boru pertama yang dimaksud sebagai Simbol keinginan agar sianak diiringi anak yang seterusnya, bahkan Ulos ini dapat dipakai sebagai Parompa.
5.Ulos Simarinjam sisi biasanya diberikan buat anak sulung dan untuk mambulangi/mengangkat orang berjasa dipakai sebagai hohop/sebatas pinggang khusus laki-laki, dan juga dilengkapi dengan Ulos Pinuncaan disandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai yang didepankan/Panjoloani yang memakai ini satu orang paling depan.
6.Ulos Pinuncaan/Pussa/Ragidup Ulos ini sebenarnya terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu Ulos yang kegunaannya antara lain:Ulos ini dapat dipakai berbagai keperluan acara-acara duka cita atau suka cita, dalam acara adat ulos ini dipakai/ disandang oleh Raja-Raja Adat maupun oleh Rakyat Biasa selama memenuhi pedoman misalnya, pada pesta perkawinan atau upacara adat suhut sihabolonon/ Hasuhutonlah (tuan rumah) yang memakai ulos ini, kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran, ulos ini juga dipakai/ dililit sebagai kain/ hohop-hohop oleh keluarga hasuhuton, dan Ulos ini sebagai Ulos Pansamot pada acara Perkawinan dan syarat paling utama memakai Ulos ini sudah pernah menikahkan anak laki-laki.
7.Ulos Bolean Ulos ini dipakai sebagai selendang pada acara-acara kedukaan baik laki-laki dan wanita
8.Ulos Sitolu Tuho dipakai untuk melayat, Ulos ini dipakai sebagai ikat kepala laki-laki atau selendang wanita untuk acara duka cita
9.Ulos Sibolang Rasta Pamontari Ulos ini kalau jaman dulu dan sekarang dipakai untuk keperluan duka dan suka cita, tetapi pada jaman sekarang ini sibolang bisa dikatakan symbol duka cita, dipakai juga sebagai Ulos Saput (yang meninggal orang dewasa yang belum punya cucu dan sudah punya cucu), dan dipakai sebagai Ulos Tujung (Janda/Duda yang belum punya cucu dan punya cucu), dan kemudian pada peristiwa duka cita Ulos ini paling banyak dipergunakan oleh keluarga dekat.
10.Ulos Ragi Harangan/Ragi Uluan sama penggunaannya dengan Ulos Ragi Pakko,biasa diberikan ke yang berduka sebelum beralih ke Ulos Sibolang zaman sekarang untuk wanita dan laki-laki sebagai Tujung(yang meninggal orang dewasa yang belum punya cucu dan sudah punya cucu), dan dipakai sebagai Ulos Tujung (Janda/Duda yang belum punya cucu dan punya cucu), dan kemudian pada peristiwa duka cita Ulos ini paling banyak dipergunakan oleh keluarga dekat.Dipakai sebagai selimut pada jaman dahulu dan pengantar wanita yang dari keluarga kaya bawa dua ragi untuk selimut yang dipergunakan sehari-hari, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua meninggal akan disaput pakai Ragi ditambah Ulos lainnya yang disebut Ragi Uluan/Harangan
11.Ulos Simpar ulos dipake khusus untuk wanita sebagai selendang dan dipakai saat melayat atau untuk acara duka
12.Ulos Pinan Lobu-Lobu dipakai sebagai Selendang khusus wanita dan biasa dipake untuk menghadiri acara yang suka cita
13.Ulos Ragi Pakko biasa diberikan ke yang berduka sebelum beralih ke Ulos Sibolang zaman sekarang untuk wanita dan laki-laki sebagai Tujung(yang meninggal orang dewasa yang belum punya cucu dan sudah punya cucu), dan dipakai sebagai Ulos Tujung (Janda/Duda yang belum punya cucu dan punya cucu), dan kemudian pada peristiwa duka cita Ulos ini paling banyak dipergunakan oleh keluarga dekat.Dipakai sebagai selimut pada jaman dahulu dan pengantar wanita yang dari keluarga kaya bawa dua ragi untuk selimut yang dipergunakan sehari-hari, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua meninggal akan disaput pakai Ragi ditambah Ulos lainnya yang disebut Ragi Pakko lantaran memang warnanya hitam seperti Pakko.
14.Ulos Tumtuman dipakai sebagai tali-tali yang bermotif dan dipakai anak yang pertama dari hasuhutan.dan biasa juga diberikan untuk tali-tali kepala orang yang dihormati dan berjasa buat suku Batak Toba.
15.Ulos Tutur-Tutur dipakai sebagai tali-tali dikepala dan sebagai Hande-hande/selendang yang sering diberikan oleh orang tua sebagai Parompa kepada cucunya
16.Ulos Harungguan, Ulos ini hanya diberikan buat seseorang yang mau mengambil harajaon/Kerajaan contohnya menjadi Pemimpin satu Pemerintahan,naik pangkat atau jabaatan dan diberikan oleh Hula-Hula/Mertua atau Tulang/Paman
17.Ulos Runjat adalah Ulos buat buat Perempuan dan sering dipakai sebagai Hoba-Hoba(pemakaian batas dada kebawah karena sangat lebar)konon dipakai wanita disaat menikah dan diberikan orangtuanya biasa juga pemakian Ulos ini menunjukan keberadaan seseorang
18.Ulos Suri-suri Ganjang, Ulos Suri-suri Ganjang ada dua jenis sipitu asta dan onom hasta dipakai sebagai Hande-hande para Tokoh atau Raja Parhata pada waktu margondang, dan dipergunakan sebagai oleh pihak Hula-hula untuk manggabe i borunya karena itu disebut juga Ulos gabe-gabe.
19.Ulos Sibunga Umbasang dipakai sebagai Selendang.biasa oleh wanita dan dipakai untuk duka cita atau melayat sudah tidak diproduksi lagi dan barangnya sulit dicari(Gambar dan barang tidak ada lagi)
20.Ulos Ragi Huting, Ulos motif sederhana selalu dipakai wanita Ulos ini sekarang sudah Jarang dipakai karena tidak ada diproduksi lagi, konon jaman orang tua kita belum mengenal baju jadi, anak-anak perempuan pakai Ulos Ragi Huting ini sebagai pakaian sehari-hari dililit didada (Hoba-hoba), dan kemudian dipakai orang tua sebagai selendang apabila bepergian(Gambar dan barang tidak ada lagi)
21.Ulos Padang Ursa dipakai sebagai Tali-tali dan Selendang untuk laki-laki(Gambar dan barang tidak ada lagi)

D.KAPAN ULOS DIBERIKAN DAN DIPERGUNAKAN

Ulos tidak bisa terpisahkan dari kehidupaan sehari hari dalam Suku Batak Toba,karena peradaban zaman sudah tidak bisa kita hempang,Budaya modern sulit kita tolak bahkan proses pelaksanaan ritual Adat Budaya sudah banyak yang di sederhanakan demi mempersingkat waktu sehingga mengurangi nilai spiritualitas keaslian Budaya Batak dan malah sebaliknya sudah ada yang menambahi Budaya baru yang lebih menonjolkan keberadaan atau karena berlebihan materi.
Pada zaman dahulu ada tahapan proses dan syarat membeli Ulos yang di tenun asli,pertama yang memesan harus memberikan 3 lembar daun sirih dan uang(ringgit sitio soara) ini dinamakan sekarang panjar,dan proses pembuatan sampai selesai dapat 2 minggu-1 bulan tergantung jenis Ulos yang dipesan.Biasanya Penenun yang masih memakai system syarat dengan diberikan Daun sirih dan uang ringgit sitio soara menenunnya sambil memantra-mantrai(tabas-tabas)agar Ulos tersebut mempunyai nilai magis(dalam arti positif) agar prosesnya cepat selesai dan yang akan menerima Ulos tersebut terberkati sesuai maknanya.Proses perjalanan dan pemberian Ulos dari zaman dahulu sampai sekarang ada berbagai macam cara contohnya:
1.Tujuh bulanan
Disaat seorang Boru/Perempuan dalam suku Batak sudah hamil tujuh bulan orangtuanya harus datang membawa makanan atau istilahnya”MANDEKEI”yang diundang biasanya hanya Keluarga dekat saja,setelah siap acara makan bersama diberikan Ulos ke borunya yaitu Ulos Bintang Maratur dengan posisi peletakan atau pemberian ulos ke arah Perut/kandungan atau dari depan bukan yang biasanya dari belakang.Sebelumnya dari Pihak orangtua Perempuan didahului dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan ucapan Doa melalui Umpasa serta Beras atau Boras sipirnitondi setelah Ulos disampaikan.
2.Pemberian Nama
Pemberian Nama buat anak berlaku buat seluruh Suku di Indonesia akan tetapi dalam Suku batak Toba ada dua proses cara pemberian Nama yaitu:
a.Martutu Ni Aek
Sebelum Suku Batak mengenal Agama,di Adat Budaya Batak Toba ada proses Penabalan Nama/Baptisan yang dinamakan Martutu Ni Aek. Biasanya yang memimpin acara Ritual penabalan Nama di acara ini adalah seorang Tokoh atau Orang Pintar/Dukun.Acaranya di pagi hari sebelum pukul 12:00 wib dan si Anak dibawa ke Pancur atau sumber mata air yang bersih dan disakralkan serta didampangi seluruh Keluarga ,kemudian setelan siap acara penabalan Nama dari Pancur atau Sumber mata Air, proses pemberian Ulos tetap berjalan,akan tetapi didahuli makan bersama ada parjambaron dari Pihak laki-laki atau Paranak serta Pihak Perempuan atau Parboru membawa Ikan mas atau Dekke.Setelah siap makan bersama Adat yang diberikan Pihak Perempuan adalah melalui Tulang/Paman/ dari anak yang sudah di tabalkan,dengan lebih dahulu Orangtua anak yang sudah di tabalkan memberikan Daun sirih yang sudah siap dimakan dalam piring serta Uang dan menyerahkan Anaknya digendong Tulang atau Pamannya.Kemudian Tulang atau Paman dari si Anak tersebut memakan Sirih sambil mengendong Berenya/Keponakan dengan membalutkan sehelai ulos Mangiring setelah itu Daun sirih tadi yang sudah dimakan dan memerah di semburkan tiga kali dengan pelan ke kepala bagian depan Anak tersebut.Biasanya undangan untuk menghadiri acara ini adalah satu Kampung dan Keluarga dekat.
b.Baptisan dari Gereja
Setelan siap di Baptis dari Gereja proses pemberian Ulos tetap berjalan,akan tetapi didahuli makan bersama ada parjambaron dari Paranak/Pihak laki-laki serta Parboru/Pihak Perempuan membawa Ikan mas/Dekke.Setelah siap makan bersama Adat yang diberikan Parboru/Pihak Perempuan adalah melalui Tulang/Paman/ dari anak yang sudah di Baptis,dengan lebih dahulu Orangtua anak yang sudah di Baptis memberikan Daun sirih yang sudah siap dimakan dalam piring serta Uang dan menyerahkan Anaknya digendong Tulang/Pamannya.Kemudian Tulang/Paman dari si Anak tersebut memakan Sirih sambil mengendong Berenya/Keponakan dengan membalutkan sehelai ulos Mangiring setelah itu Daun sirih tadi yang sudah dimakan dan memerah di semburkan tiga kali dengan pelan ke kepala bagian depan Anak tersebut.Biasanya undangan untuk menghadiri acara ini adalah satu Kampung dan Keluarga dekat.
3.Pernikahan
Dalam Pernikahan Batak Toba ada beberapa tahapan pemberian Ulos serta perubahan status pemakaian Ulos antara lain:
A.Setelah selesai proses pemberkatan di Gereja atau dengan pemberkatan yang lain,setelah tiba di rumah biasanya sebelum acara Adat dimulai,pihak laki-laki memberikan seperangkat Ulos kepada kedua mempelai baru dilanjutkan dengan proses adat perkawinan.Ulos yang diberikan orangtua kepada kedua Pengantin adalah:
a.Pengantin Laki-laki adalah Ulos Marinjam sisi,Ulos Ragi Hotang,dan tali-tali/detar Ulos mangiring
b.Pengantin Perempuan diberikan Ulos Runjat,Ulos Bintang Maratur dan sortali
Kemudian acara Adat dapat dilanjutkan dan selanjutnya sore hari kedua Pengantin diberikan lagi Ulos Ragi Hotang sebagai symbol pemersatu dua keluarga yang sudah menjadi satu.Dan selanjutnya Ulos yang diberikan dari Pihak perempuan yang bersaudara(marhamaranggi)adalah Ulos Ragi Hotang dan kalaupun ada selain Pihak Perempuan memberikan Ulos pada zaman dahulu masih tetap memberikan Ulos Ragi Hotang
B.Disaat menikahkan anak laki-laki strata atau tingkatan memakai Ulos akan berubah bagi Orangtua yang menikahkan Anaknya, dari biasanya memakai Ulos Ragi Hotang sehari-hari dalam tiap Acara Adat.Proses dari Pernikahan Anak ini publik akan mengetahui bahwa sepasang orangtua akan diketahui sudah pernah menikahkan anak melalui sehelai Ulos yang diberikan Pihak Perempuan/Parboru ke pihak laki-laki dan lazimnya di namakan Ulos pansamot(Pussa) dan mulai hari itu sahlah sepasang orangtua di Suku Batak Toba dan berhak menyandang Ulos Pussa kalau ada acara Adat.
C.Pemberian Ulos ke Suhi Ni Ampang Na opat
Pada pesta perkawinan yang mutlak (martohonan) adalah Suhi ni Ampang Naopat : yaitu :
1. Pihak Paranak (pengantin laki-laki) yang menerima ulos :
a.Ulos Pansamot : Orangtua pengantin(keterangan B diatas)
b.Ulos Paramaan/Pamarai : Abang / adik orangtua pengantin
c.Ulos Todoan : Abang Adik dari Ompung suhut pengantin
d.Ulos Sihunti Ampang : saudara perempuan dari Pengantin (ito) atau saudara perempuan dari orangtua pengantin (Namboru)
Diberikan oleh Pihak Perempuan/Parboru secara bergantian dan Ulos yang seharusnya diberikan adalah untuk penerima Ulos (a)adalah Ulos Pussa dan (b,c,d) adalalah Ulos Ragi Hotang
D.Pemberian Ulos untuk garis Ompung/Kakek yang bersaudara dengan jumlah yang sudah disepakati, diberikan ke Anak,Boru,Bere,Namboru,diberikan oleh Pihak Perempuan/Parboru setelah selesai acara Utama pesta Pernikahan dan Ulos yang diberikan adalah ulos ragi Hotang.
4.Meninggal
Pemberian Ulos di acara kalau ada yang meninggal dengan proses Adat Batak Toba hanya berlaku di acara:
A.Meninggal Sarimatua
a.Meninggal Sarimatua Laki-laki(Anak dan Boru sebagian sudah menikah tapi sudah ada Cucu/Pahompu diberikan)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah adalah Tulang/Paman dari garis ibu yang melahirkan dan Ulos buat Istri yang ditinggal adalah Ulos Sibolang diberikan Orangtua dari Pihak istri/Parboru dan penyematannya dari belakang dan menutup kepala
b.Meninggal Sarimatua Perempuan(Anak dan Boru sebagian sudah menikah dan sudah ada Cucu/Pahompu diberikan)
-Yang memberikan Ulos ke jenazah adalah Pihak Paerempuan/Simatua dan Ulos yang diberikan adalah Ulos Sibolang
Keterangan:Kalau b lebih dahulu meninggal dari a system cara penyampaian Ulos tetap sama dengan pemberi Ulos tetap sama dari garis pemberi Ulos b dan a
B.Meninggal Saurmatua
a.Meninggal Saurmatua Laki-laki(Anak dan Boru semua sudah menikah dan sudah ada Cucu/Pahompu diberikan)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah adalah Tulang/Paman dari garis ibu yang melahirkan dan Ulos yang diberikan adalah Ulos Pussa dan Ulos buat Istri yang ditinggal adalah Ulos Sibolang diberikan Orangtua dari Pihak Istri/Parboru dan penyematannya dari belakang tetapi tidak menutupi kepala
b.Meninggal Saurmatua Perempuan(Anak dan Boru semua sudah menikah dan sudah ada Cucu/Pahompu diberikan)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah adalah Pihak Orangtua yang meninggal/Parboru/Simatua dan Ulos yang diberikan adalah Ulos Pussa
Keterangan:Kalau b lebih dahulu meninggal dari a system cara penyampaian Ulos tetap sama dengan pemberi Ulos tetap sama dari garis pemberi Ulos b dan a
C.Meninggal Mauli Bulung
a.Meninggal Mauli Bulung Laki-laki(Anak dan boru semua sudah menikah dan semua anak dan boru sudah memberikan Cucu/Pahompu serta Cucu/pahompu dari anak laki-laki dan Boru sudah ada yang memberikan Cicit/Nini/Nono dengan catatan tidak ada yang meninggal mendahului dari keturunannya)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah adalah Tulang/Paman dari garis ibu yang melahirkan dan Ulos yang diberikan adalah Ulos Pussa dan Ulos buat Istri yang ditinggal adalah Ulos Sibolang diberikan Orangtua dari Pihak Istri/parboru dan penyematannya dari belakang tidak menutupi kepala
b.Meninggal Mauli Bulung Perempuan(Anak dan boru semua sudah menikah dan semua anak dan boru sudah memberikan Cucu/Pahompu serta Cucu/pahompu dari anak laki-laki dan Boru sudah ada yang memberikan Cicit/Nini/Nono dengan catatan tidak ada yang meninggal mendahului dari keturunannya)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah adalah Pihak Orangtua/Parboru/Simatua yang meninggal dan Ulos yang diberikan adalah Ulos Pussa
Keterangan:Kalau b lebih dahulu meninggal dari a system cara penyampaian Ulos tetap sama dengan pemberi Ulos tetap sama dari garis pemberi Ulos b dan a
5.Memasuki Rumah baru
Proses memasuki Rumah atau bahasa Bataknya Mambongoti Sibaganding Tua ada dua cara:
a.Dengan membuat Ritual yang dipimpin seorang Tokoh atau Orang Pintar/Dukun dan dilanjutkan makan bersama dengan makanan yang disajikan khas Batak(Itak 3 jenis,Ayam Padar,Ihan Batak,Sira Pege,Nasi Putih,Tuak,Aek sitio-tio,dan sesajen)dan Korban/Kurban untuk acara ini adalah satu ekor Kambing putih dan dagingnya dimasak untuk dimakan bersama untuk undangan.Pihak Mertua/Pihak Perempuan datang dengan membawa Ikas mas dan memberikan Ulos ke Tuan Rumah yaitu Ulos Sibaganding Tua atau Ulos Mangiring dan dilanjutkan pemberian Ulos dengan jenis yang sama oleh rombongan Pihak Perempuan.Biasanya Undangan menghadiri acara seperti ini adalah Satu Kampung dan Keluarga dekat.
b.Di zaman Suku Batak Toba mengenal Agama sebelum memasuki Rumah baru sudah lazim dibuat dengan Partangiangan atau didahului dengan Kebaktian yang dipimpin unsur Gereja.Setelah siap acara kebaktian dilanjutkan makan bersama dilajutkan dengan menyambut Simatua/Pihak Perempuan dan semua Hula-Hula/Paman dan Parjambaron(Kerbau/Babi)syarat menghormati Hula-hula/Paman serta undangan tetap berjalan. Pihak Mertua/Pihak Perempuan datang dengan membawa Ikas mas dan memberikan Ulos ke Tuan Rumah yaitu Ulos Sibaganding Tua atau Ulos Mangiring dan dilanjutkan pemberian Ulos dengan jenis yang sama oleh rombongan Pihak Perempuan.Biasanya Undangan menghadiri acara seperti ini adalah Satu Kampung dan Keluarga dekat.
6.Mangongkal Holi/Membuat Tugu Marga
Mangongkal Holi atau membuat Tugu Marga sudah masuk kategori uloan Bius atau acara besar karena harus mengundang garis Hula-hula/Tulang jauh diatas minimal lima generasi ke atas berarti lima generasi Ompung/kakek bersaudara harus berkumpul dan mempersiapkan ini minimal 1 Tahun.Suku Batak Toba mempercayai dengan melakukan Mangongkal Holi atau membuat Tugu Marga akan membuat keturunannya lebih berhasil dan lebih sukses disamping memperbaiki garis Tarombo/keturunan agar satu marga itu mengetahui siapa saja keluarga dekat.Untuk membuat Pesta ini biasa waktu yang dibutuhkan sampai dua hari dengan memotong Kerbau dan diiringi Gondang Sabangunan.Hari kedua rombongan semua Hula-Hula/Simatua/Tulang/Bona Tulang/Bona Ni Ari/Mata mual dan semua garis pemberi Ulos sudah harus hadir dan pemberian Ulosnya disesuaikan dengan penerima Ulos mulai garis keturunan Ompung sesuai tingkatan,Orang tua yang bersaudara,Anak,boru dan cucu/Pahompu.Ulos yang diberikan adalah:
1.Ulos Pussa buat yang sudah pernah menikahkan anak
2.Ulos Ragi hotang buat yang belum pernah menikahkan anak,buat anak,boru,dan cucu/Pahompu
Pemberian Ulos ini biasanya dalam skala besar
7.Bulang-Bulang/Mambulangi
Proses memberikan bulang-bulang atau mambulangi dilakukan karena banyak pertimbangan biasanya mambulangi hanya diberikan kepada Tokoh yang berjasa,Panutan dan orang yang sangat dihormati karena perbuataannya membangun satu kampung/Huta atau mengharumkan Nama Kampung dan Suku Batak, biasanya yang diberikan adalah:
a.Ulos Marinjam sisi
b.Ulos Pussa/Suri-suri Ganjang
c.Ulos Tumtuman/Sortali
d.Piso Halasan
e.Piso sitombuk lada
f.Puttu/Golang
Dari tulisan ini jelas tidak semua Ulos yang dimiliki Suku Batak Toba bukan diberikan dari garis Pemberi akan tetapi hanya sebagian saja dan diberikan pada saat di acara Adat dan Budaya Batak Toba.Saat pemberian Ulos tidak akan bermakna bila nilai spiritulitas penyampaian Ulos tidak di ucapkan garis Pemberi Ulos dengan Umpasa/Doa dan harapan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar tiap Penerima di berkati dan permintaan terkabul.Yang paling penting diakhir pemberian Ulos harus ada beras/boras sipirnitondi/beras penguat atau penyemangat roh dengan cara tiga kali dari gemgaman tangan kebagian kepala Penerima diakhiri dengan kata Horas tiga kali.
8.Menyambut Tamu
Zaman sekarang Pemerintah di Bonapasogit sudah mensyahkan pemberian Ulos kepada tamu Pemerintahan yang berkenjung ke satu Pemerintahan di Bonapasogit dan sudah menjadi tradisi diberikan Ulos untuk menghormati Tamu tersebut, biasanya diberikan cenderamata Ulos Ragi Hotang atau Pussa.
Harapan kita kedepan semua Bangso Batak atau Suku Batak Toba banggalah memakai Ulos dan mengunakan Ulos yang ditenun saat pemberian Ulos di proses pelaksanaan Adat Istiadat.Karna Ulos yang ditenun tangan lebih bernilai spiritual daripada buatan mesin,dan berikanlah Ulos yang sepantasnya diberikan sesuai dengan Etnic masing-masing.Mohon maaf kalau ada ulasan saya yang salah dan tulisan saya yang berlebihan tentang pemaparan Ulos,akan tetapi semua ulasan ini saya dapat dari sumber-sumber terpercaya dan pengalaman pribadi dalam pelaksaan acara Adat dan Budaya Batak. Kalau masih ada yang kurang sempurna dari tulisan saya ini, mari kita menggali terus dan perbaiki demi lestarinya Ulos,agar semua Bangso Batak lebih paham khususnya generasi muda Batak Toba mengerti akan sehelai Ulos .


Ditulis oleh:
Rismon Raja Mangatur Sirait
Pimpinan:Sanggar Budaya Lusido
CP:081263395600-082163363364
NB:Mohon maaf kalau saya tidak upload gambarnya


2 komentar:

  1. Kereeeen,,,
    Kalau bukan Halak Hita, siapa lagi?

    Mauliate lae atas tulisan muna on.

    BalasHapus