Ulos Batak Toba terbuat dari benang
pilihan dan ditenun menjadi sebuah kain yang menjadi bentuk Ulos yang
sebelumnya dibuat pewarna sesuai dengan jenis atau nama Ulos.Warna yang
dipergunakan membuat sehelai Ulos biasanya warna(Merah,Putih dan Hitam).Proses
pembuatan Ulos mulai zaman dahulu dan sekarang Suku Batak Toba mengenal dua
cara membuat Ulos yaitu:
1.Cara tenunan tangan dengan alat
tradisional atau manual
2.Cara dengan tehnologi canggih atau
sering disebut tenunan mesin.
Fungsi dan kegunaan Ulos mulai Zaman
dahulu dan sekarang:
1.Pada zaman dahulu Ulos
dipergunakan sebagai baju atau selimut untuk melindungi tubuh dari segala cuaca
2.Pada Zaman setelah Suku Batak
mengenal mengenal spirutualisme dengan menjalankan Adat dan Budaya,Ulos
dipergunakan untuk hal-hal yang sakral yaitu di Pesta Adat dan Ritual sebagai
tanda pengenal atau pangkat bagi suku Batak(bukan tahta) untuk mendapat berkat
dari Tuhan Yang Maha Kuasa
3.Pemerintah di Kawasan Danau Toba
umumnya Propinsi Sumatera Utara menjadikan Ulos sebagai alat media souvenir
atau cendramata kalau ada Tamu khusus yang berkunjung ke Pemerintahan di
Bonapasogit
Pengertian Ulos di acara Adat dan
Budaya Batak Toba adalah:
Sebagai alat bukti untuk mensyahkan
satu kejadian dengan meminta doa dan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa(Mulajadi
Nabolon)
Contohnya:
1.Tujuh Bulanan
2.Pemberian Nama
3.Pernikahan
4.Meninggal
5.Memasuki Rumah baru
6.Mangokkal Holi/Pembuatan Tugu
Marga
7.Menghormati Orang yang
berjasa/Mambulang Bulangi
8.Souvenir atau cenderamata
Degrasi yang sangat jauh karena
tingkat keinginan Suku Batak Toba untuk mau mengenal dan paham akan nama dan
jenis Ulos mengakibatkan tidak paham lagi akan makna pemberian Ulos kapan dan
dimana saja,membuat suku Batak Toba menjadikan pemberian Ulos hanya seremonial
belaka bukan lagi menonjolkan nilai-nilai spiritualitas
Zaman sekarang Suku Batak Toba sudah
cenderung menggunakan Ulos dari sub-etnik Batak lain dalam pemberian Ulos
diacara Adat dan Budaya, contohnya Ulos ke Pengantin yang seharusnya diberikan
Ulos Ragi Hotang sudah ada mengganti sebagian yang melaksanakan zaman sekarang
dengan Ulos Sadum.Kita semua mengetahui bahwa Ulos Sadum berasal dari sub-etnik
Batak Tapanuli Selatan/Batak Angkola.dan disaat pemberian Ulos(posisi garis
pemberi) dari yang bersaudara(na marhamarangi)dan Simatua/Hula-hula/Tulang/Bona
Tulang/Bona Ni Ari serta undangan(patorop odoran) atau biasa disebut dengan
Ulos holong, sudah lebih cenderung banyak memberikan Ulos Sadum…mengapa?
Alasannya adalah:
1.Kurang paham sehingga banyak yang
ikut-ikutan(jambar mangihut)
2.Ulos Sadum adalah ulos yang paling
murah nilai belinya dan karena coraknya banyak yang menarik dan cantik(dipergunakan
karena menarik dan cantik)
B.ULOS SEBAGAI MEDIA PEMERSATU BUKAN
MENJADI PEMISAH DAN PEMBATAS PELAKSANAAN ADAT DAN BUDAYA
Ulos sekarang sudah banyak di
produksi dengan tulisan “Tuhan Yesus memberkati” dan diberikan kepada pasangan
Pengantin,mengapa?apakah ini Adat?apakah ini Budaya Batak?sebuah tulisan yang
menjadi pro kontra yang tanpa kita sadari tulisan itu hanya sebuah strategi
para penjual Ulos agar lebih laku dengan menghilangkan makna sebenarnya dan
tidak ada satu penghormatan buat leluhur kita pencipta pertama Ulos tersebut.
Pada hakekatnya Ulos adalah alat
pemersatu bukan menjadi alat pemisah dalam pelaksanaan Adat dan Budaya di Suku
Batak Toba.Budaya adalah universal atau bersifat luas bukan malah mempersempit
ruang dan menyombongkan diri yang dapat menghilangkan nilai dan makna spiritual
saat pemberian Ulos.Dengan adanya tulisan Tuhan Yesus memberkati dalam sehelai
ulos itu artinya Suku Batak semua penganut ajaran Kristen,apakah semua Suku
Batak Kristen?apakah Agama yang lain salah melaksanakan Adat dan Budaya
Batak?.Seharusnya kita tetap mempertahan kearifan lokal dengan menjalin
hubungan yang baik dengan Agama yang lain dalam sebuah konteks Adat dan
Budaya.Dengan catatan biarkan kita berbeda keyakinan asal masih mau menjalankan
Adat dan Budaya Batak,agar kedepannya Adat dan Budaya kita ada wibawa,
dihormati semua orang yang beda Suku dan beda keyakinan.
C. JENIS DAN NAMA ULOS BATAK TOBA
Ulos Batak Toba ada dua puluh
satu(21)jenis/nama dan kegunaannya:
1.Ulos Antak-Antak adalah Ulos yang
dipakai wanita sebagai selendang disaat acara saat suka dan duka
2.Ulos Bintang Maratur, Ulos ini
bermakna agar bisa mengatur anak dan boru serta keturunannya.Ulos ini biasanya
diberikan saat menikah untuk selendang buat pengantin wanita dan diberikan
waktu selamatan Hamil 7 Bulan oleh orang tua.
3.Ulos Ragi Hotang Ulos ini biasa
diberi kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai Ulos Hela untuk
melambangkan dua keluarga menjadi satu yang kekuatannya seperti batang rotan/Hotang.Untuk
motif yang lebih murah biasa diberikan untuk tiap pesta adat budaya Batak Toba
4.Ulos Mangiring Ulos ini dipakai
selendang, Tali-tali, juga Ulos ini diberikan kepada anak cucu yang baru lahir
terutama anak dan boru pertama yang dimaksud sebagai Simbol keinginan agar
sianak diiringi anak yang seterusnya, bahkan Ulos ini dapat dipakai sebagai
Parompa.
5.Ulos Simarinjam sisi biasanya
diberikan buat anak sulung dan untuk mambulangi/mengangkat orang berjasa
dipakai sebagai hohop/sebatas pinggang khusus laki-laki, dan juga dilengkapi
dengan Ulos Pinuncaan disandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai yang
didepankan/Panjoloani yang memakai ini satu orang paling depan.
6.Ulos Pinuncaan/Pussa/Ragidup Ulos
ini sebenarnya terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang
kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu Ulos yang kegunaannya
antara lain:Ulos ini dapat dipakai berbagai keperluan acara-acara duka cita
atau suka cita, dalam acara adat ulos ini dipakai/ disandang oleh Raja-Raja
Adat maupun oleh Rakyat Biasa selama memenuhi pedoman misalnya, pada pesta
perkawinan atau upacara adat suhut sihabolonon/ Hasuhutonlah (tuan rumah) yang
memakai ulos ini, kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran, ulos
ini juga dipakai/ dililit sebagai kain/ hohop-hohop oleh keluarga hasuhuton,
dan Ulos ini sebagai Ulos Pansamot pada acara Perkawinan dan syarat paling
utama memakai Ulos ini sudah pernah menikahkan anak laki-laki.
7.Ulos Bolean Ulos ini dipakai
sebagai selendang pada acara-acara kedukaan baik laki-laki dan wanita
8.Ulos Sitolu Tuho dipakai untuk
melayat, Ulos ini dipakai sebagai ikat kepala laki-laki atau selendang wanita
untuk acara duka cita
9.Ulos Sibolang Rasta Pamontari Ulos
ini kalau jaman dulu dan sekarang dipakai untuk keperluan duka dan suka cita,
tetapi pada jaman sekarang ini sibolang bisa dikatakan symbol duka cita,
dipakai juga sebagai Ulos Saput (yang meninggal orang dewasa yang belum punya
cucu dan sudah punya cucu), dan dipakai sebagai Ulos Tujung (Janda/Duda yang
belum punya cucu dan punya cucu), dan kemudian pada peristiwa duka cita Ulos
ini paling banyak dipergunakan oleh keluarga dekat.
10.Ulos Ragi Harangan/Ragi Uluan
sama penggunaannya dengan Ulos Ragi Pakko,biasa diberikan ke yang berduka
sebelum beralih ke Ulos Sibolang zaman sekarang untuk wanita dan laki-laki
sebagai Tujung(yang meninggal orang dewasa yang belum punya cucu dan sudah
punya cucu), dan dipakai sebagai Ulos Tujung (Janda/Duda yang belum punya cucu
dan punya cucu), dan kemudian pada peristiwa duka cita Ulos ini paling banyak
dipergunakan oleh keluarga dekat.Dipakai sebagai selimut pada jaman dahulu dan
pengantar wanita yang dari keluarga kaya bawa dua ragi untuk selimut yang
dipergunakan sehari-hari, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua meninggal
akan disaput pakai Ragi ditambah Ulos lainnya yang disebut Ragi Uluan/Harangan
11.Ulos Simpar ulos dipake khusus
untuk wanita sebagai selendang dan dipakai saat melayat atau untuk acara duka
12.Ulos Pinan Lobu-Lobu dipakai
sebagai Selendang khusus wanita dan biasa dipake untuk menghadiri acara yang
suka cita
13.Ulos Ragi Pakko biasa diberikan
ke yang berduka sebelum beralih ke Ulos Sibolang zaman sekarang untuk wanita
dan laki-laki sebagai Tujung(yang meninggal orang dewasa yang belum punya cucu
dan sudah punya cucu), dan dipakai sebagai Ulos Tujung (Janda/Duda yang belum
punya cucu dan punya cucu), dan kemudian pada peristiwa duka cita Ulos ini
paling banyak dipergunakan oleh keluarga dekat.Dipakai sebagai selimut pada
jaman dahulu dan pengantar wanita yang dari keluarga kaya bawa dua ragi untuk
selimut yang dipergunakan sehari-hari, dan itu jugalah apabila nanti setelah
tua meninggal akan disaput pakai Ragi ditambah Ulos lainnya yang disebut Ragi
Pakko lantaran memang warnanya hitam seperti Pakko.
14.Ulos Tumtuman dipakai sebagai
tali-tali yang bermotif dan dipakai anak yang pertama dari hasuhutan.dan biasa
juga diberikan untuk tali-tali kepala orang yang dihormati dan berjasa buat
suku Batak Toba.
15.Ulos Tutur-Tutur dipakai sebagai
tali-tali dikepala dan sebagai Hande-hande/selendang yang sering diberikan oleh
orang tua sebagai Parompa kepada cucunya
16.Ulos Harungguan, Ulos ini hanya
diberikan buat seseorang yang mau mengambil harajaon/Kerajaan contohnya menjadi
Pemimpin satu Pemerintahan,naik pangkat atau jabaatan dan diberikan oleh
Hula-Hula/Mertua atau Tulang/Paman
17.Ulos Runjat adalah Ulos buat buat
Perempuan dan sering dipakai sebagai Hoba-Hoba(pemakaian batas dada kebawah
karena sangat lebar)konon dipakai wanita disaat menikah dan diberikan
orangtuanya biasa juga pemakian Ulos ini menunjukan keberadaan seseorang
18.Ulos Suri-suri Ganjang, Ulos
Suri-suri Ganjang ada dua jenis sipitu asta dan onom hasta dipakai sebagai
Hande-hande para Tokoh atau Raja Parhata pada waktu margondang, dan dipergunakan
sebagai oleh pihak Hula-hula untuk manggabe i borunya karena itu disebut juga
Ulos gabe-gabe.
19.Ulos Sibunga Umbasang dipakai
sebagai Selendang.biasa oleh wanita dan dipakai untuk duka cita atau melayat
sudah tidak diproduksi lagi dan barangnya sulit dicari(Gambar dan barang tidak
ada lagi)
20.Ulos Ragi Huting, Ulos motif
sederhana selalu dipakai wanita Ulos ini sekarang sudah Jarang dipakai karena
tidak ada diproduksi lagi, konon jaman orang tua kita belum mengenal baju jadi,
anak-anak perempuan pakai Ulos Ragi Huting ini sebagai pakaian sehari-hari
dililit didada (Hoba-hoba), dan kemudian dipakai orang tua sebagai selendang
apabila bepergian(Gambar dan barang tidak ada lagi)
21.Ulos Padang Ursa dipakai sebagai
Tali-tali dan Selendang untuk laki-laki(Gambar dan barang tidak ada lagi)
D.KAPAN ULOS DIBERIKAN DAN
DIPERGUNAKAN
Ulos tidak bisa terpisahkan dari
kehidupaan sehari hari dalam Suku Batak Toba,karena peradaban zaman sudah tidak
bisa kita hempang,Budaya modern sulit kita tolak bahkan proses pelaksanaan
ritual Adat Budaya sudah banyak yang di sederhanakan demi mempersingkat waktu
sehingga mengurangi nilai spiritualitas keaslian Budaya Batak dan malah
sebaliknya sudah ada yang menambahi Budaya baru yang lebih menonjolkan
keberadaan atau karena berlebihan materi.
Pada zaman dahulu ada tahapan proses
dan syarat membeli Ulos yang di tenun asli,pertama yang memesan harus
memberikan 3 lembar daun sirih dan uang(ringgit sitio soara) ini dinamakan
sekarang panjar,dan proses pembuatan sampai selesai dapat 2 minggu-1 bulan
tergantung jenis Ulos yang dipesan.Biasanya Penenun yang masih memakai system
syarat dengan diberikan Daun sirih dan uang ringgit sitio soara menenunnya
sambil memantra-mantrai(tabas-tabas)agar Ulos tersebut mempunyai nilai
magis(dalam arti positif) agar prosesnya cepat selesai dan yang akan menerima
Ulos tersebut terberkati sesuai maknanya.Proses perjalanan dan pemberian Ulos
dari zaman dahulu sampai sekarang ada berbagai macam cara contohnya:
1.Tujuh bulanan
Disaat seorang Boru/Perempuan dalam
suku Batak sudah hamil tujuh bulan orangtuanya harus datang membawa makanan
atau istilahnya”MANDEKEI”yang diundang biasanya hanya Keluarga dekat
saja,setelah siap acara makan bersama diberikan Ulos ke borunya yaitu Ulos
Bintang Maratur dengan posisi peletakan atau pemberian ulos ke arah
Perut/kandungan atau dari depan bukan yang biasanya dari belakang.Sebelumnya
dari Pihak orangtua Perempuan didahului dengan mengucapkan puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa dan ucapan Doa melalui Umpasa serta Beras atau Boras
sipirnitondi setelah Ulos disampaikan.
2.Pemberian Nama
Pemberian Nama buat anak berlaku
buat seluruh Suku di Indonesia akan tetapi dalam Suku batak Toba ada dua proses
cara pemberian Nama yaitu:
a.Martutu Ni Aek
Sebelum Suku Batak mengenal Agama,di
Adat Budaya Batak Toba ada proses Penabalan Nama/Baptisan yang dinamakan
Martutu Ni Aek. Biasanya yang memimpin acara Ritual penabalan Nama di acara ini
adalah seorang Tokoh atau Orang Pintar/Dukun.Acaranya di pagi hari sebelum
pukul 12:00 wib dan si Anak dibawa ke Pancur atau sumber mata air yang bersih
dan disakralkan serta didampangi seluruh Keluarga ,kemudian setelan siap acara
penabalan Nama dari Pancur atau Sumber mata Air, proses pemberian Ulos tetap
berjalan,akan tetapi didahuli makan bersama ada parjambaron dari Pihak
laki-laki atau Paranak serta Pihak Perempuan atau Parboru membawa Ikan mas atau
Dekke.Setelah siap makan bersama Adat yang diberikan Pihak Perempuan adalah
melalui Tulang/Paman/ dari anak yang sudah di tabalkan,dengan lebih dahulu
Orangtua anak yang sudah di tabalkan memberikan Daun sirih yang sudah siap
dimakan dalam piring serta Uang dan menyerahkan Anaknya digendong Tulang atau
Pamannya.Kemudian Tulang atau Paman dari si Anak tersebut memakan Sirih sambil
mengendong Berenya/Keponakan dengan membalutkan sehelai ulos Mangiring setelah
itu Daun sirih tadi yang sudah dimakan dan memerah di semburkan tiga kali
dengan pelan ke kepala bagian depan Anak tersebut.Biasanya undangan untuk
menghadiri acara ini adalah satu Kampung dan Keluarga dekat.
b.Baptisan dari Gereja
Setelan siap di Baptis dari Gereja
proses pemberian Ulos tetap berjalan,akan tetapi didahuli makan bersama ada
parjambaron dari Paranak/Pihak laki-laki serta Parboru/Pihak Perempuan membawa
Ikan mas/Dekke.Setelah siap makan bersama Adat yang diberikan Parboru/Pihak
Perempuan adalah melalui Tulang/Paman/ dari anak yang sudah di Baptis,dengan
lebih dahulu Orangtua anak yang sudah di Baptis memberikan Daun sirih yang
sudah siap dimakan dalam piring serta Uang dan menyerahkan Anaknya digendong
Tulang/Pamannya.Kemudian Tulang/Paman dari si Anak tersebut memakan Sirih
sambil mengendong Berenya/Keponakan dengan membalutkan sehelai ulos Mangiring
setelah itu Daun sirih tadi yang sudah dimakan dan memerah di semburkan tiga
kali dengan pelan ke kepala bagian depan Anak tersebut.Biasanya undangan untuk
menghadiri acara ini adalah satu Kampung dan Keluarga dekat.
3.Pernikahan
Dalam Pernikahan Batak Toba ada
beberapa tahapan pemberian Ulos serta perubahan status pemakaian Ulos antara
lain:
A.Setelah selesai proses pemberkatan
di Gereja atau dengan pemberkatan yang lain,setelah tiba di rumah biasanya
sebelum acara Adat dimulai,pihak laki-laki memberikan seperangkat Ulos kepada
kedua mempelai baru dilanjutkan dengan proses adat perkawinan.Ulos yang
diberikan orangtua kepada kedua Pengantin adalah:
a.Pengantin Laki-laki adalah Ulos
Marinjam sisi,Ulos Ragi Hotang,dan tali-tali/detar Ulos mangiring
b.Pengantin Perempuan diberikan Ulos
Runjat,Ulos Bintang Maratur dan sortali
Kemudian acara Adat dapat
dilanjutkan dan selanjutnya sore hari kedua Pengantin diberikan lagi Ulos Ragi
Hotang sebagai symbol pemersatu dua keluarga yang sudah menjadi satu.Dan
selanjutnya Ulos yang diberikan dari Pihak perempuan yang bersaudara(marhamaranggi)adalah
Ulos Ragi Hotang dan kalaupun ada selain Pihak Perempuan memberikan Ulos pada
zaman dahulu masih tetap memberikan Ulos Ragi Hotang
B.Disaat menikahkan anak laki-laki
strata atau tingkatan memakai Ulos akan berubah bagi Orangtua yang menikahkan
Anaknya, dari biasanya memakai Ulos Ragi Hotang sehari-hari dalam tiap Acara
Adat.Proses dari Pernikahan Anak ini publik akan mengetahui bahwa sepasang
orangtua akan diketahui sudah pernah menikahkan anak melalui sehelai Ulos yang
diberikan Pihak Perempuan/Parboru ke pihak laki-laki dan lazimnya di namakan
Ulos pansamot(Pussa) dan mulai hari itu sahlah sepasang orangtua di Suku Batak
Toba dan berhak menyandang Ulos Pussa kalau ada acara Adat.
C.Pemberian Ulos ke Suhi Ni Ampang
Na opat
Pada pesta perkawinan yang mutlak
(martohonan) adalah Suhi ni Ampang Naopat : yaitu :
1. Pihak Paranak (pengantin
laki-laki) yang menerima ulos :
a.Ulos Pansamot : Orangtua
pengantin(keterangan B diatas)
b.Ulos Paramaan/Pamarai : Abang /
adik orangtua pengantin
c.Ulos Todoan : Abang Adik dari
Ompung suhut pengantin
d.Ulos Sihunti Ampang : saudara
perempuan dari Pengantin (ito) atau saudara perempuan dari orangtua pengantin
(Namboru)
Diberikan oleh Pihak
Perempuan/Parboru secara bergantian dan Ulos yang seharusnya diberikan adalah
untuk penerima Ulos (a)adalah Ulos Pussa dan (b,c,d) adalalah Ulos Ragi Hotang
D.Pemberian Ulos untuk garis
Ompung/Kakek yang bersaudara dengan jumlah yang sudah disepakati, diberikan ke
Anak,Boru,Bere,Namboru,diberikan oleh Pihak Perempuan/Parboru setelah selesai
acara Utama pesta Pernikahan dan Ulos yang diberikan adalah ulos ragi Hotang.
4.Meninggal
Pemberian Ulos di acara kalau ada
yang meninggal dengan proses Adat Batak Toba hanya berlaku di acara:
A.Meninggal Sarimatua
a.Meninggal Sarimatua Laki-laki(Anak
dan Boru sebagian sudah menikah tapi sudah ada Cucu/Pahompu diberikan)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah
adalah Tulang/Paman dari garis ibu yang melahirkan dan Ulos buat Istri yang
ditinggal adalah Ulos Sibolang diberikan Orangtua dari Pihak istri/Parboru dan
penyematannya dari belakang dan menutup kepala
b.Meninggal Sarimatua Perempuan(Anak
dan Boru sebagian sudah menikah dan sudah ada Cucu/Pahompu diberikan)
-Yang memberikan Ulos ke jenazah
adalah Pihak Paerempuan/Simatua dan Ulos yang diberikan adalah Ulos Sibolang
Keterangan:Kalau b lebih dahulu
meninggal dari a system cara penyampaian Ulos tetap sama dengan pemberi Ulos
tetap sama dari garis pemberi Ulos b dan a
B.Meninggal Saurmatua
a.Meninggal Saurmatua Laki-laki(Anak
dan Boru semua sudah menikah dan sudah ada Cucu/Pahompu diberikan)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah
adalah Tulang/Paman dari garis ibu yang melahirkan dan Ulos yang diberikan
adalah Ulos Pussa dan Ulos buat Istri yang ditinggal adalah Ulos Sibolang
diberikan Orangtua dari Pihak Istri/Parboru dan penyematannya dari belakang
tetapi tidak menutupi kepala
b.Meninggal Saurmatua Perempuan(Anak
dan Boru semua sudah menikah dan sudah ada Cucu/Pahompu diberikan)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah
adalah Pihak Orangtua yang meninggal/Parboru/Simatua dan Ulos yang diberikan
adalah Ulos Pussa
Keterangan:Kalau b lebih dahulu
meninggal dari a system cara penyampaian Ulos tetap sama dengan pemberi Ulos
tetap sama dari garis pemberi Ulos b dan a
C.Meninggal Mauli Bulung
a.Meninggal Mauli Bulung
Laki-laki(Anak dan boru semua sudah menikah dan semua anak dan boru sudah
memberikan Cucu/Pahompu serta Cucu/pahompu dari anak laki-laki dan Boru sudah
ada yang memberikan Cicit/Nini/Nono dengan catatan tidak ada yang meninggal
mendahului dari keturunannya)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah
adalah Tulang/Paman dari garis ibu yang melahirkan dan Ulos yang diberikan
adalah Ulos Pussa dan Ulos buat Istri yang ditinggal adalah Ulos Sibolang
diberikan Orangtua dari Pihak Istri/parboru dan penyematannya dari belakang
tidak menutupi kepala
b.Meninggal Mauli Bulung
Perempuan(Anak dan boru semua sudah menikah dan semua anak dan boru sudah
memberikan Cucu/Pahompu serta Cucu/pahompu dari anak laki-laki dan Boru sudah
ada yang memberikan Cicit/Nini/Nono dengan catatan tidak ada yang meninggal
mendahului dari keturunannya)
-Yang memberikan Ulos ke Jenazah
adalah Pihak Orangtua/Parboru/Simatua yang meninggal dan Ulos yang diberikan
adalah Ulos Pussa
Keterangan:Kalau b lebih dahulu
meninggal dari a system cara penyampaian Ulos tetap sama dengan pemberi Ulos
tetap sama dari garis pemberi Ulos b dan a
5.Memasuki Rumah baru
Proses memasuki Rumah atau bahasa
Bataknya Mambongoti Sibaganding Tua ada dua cara:
a.Dengan membuat Ritual yang
dipimpin seorang Tokoh atau Orang Pintar/Dukun dan dilanjutkan makan bersama
dengan makanan yang disajikan khas Batak(Itak 3 jenis,Ayam Padar,Ihan
Batak,Sira Pege,Nasi Putih,Tuak,Aek sitio-tio,dan sesajen)dan Korban/Kurban
untuk acara ini adalah satu ekor Kambing putih dan dagingnya dimasak untuk
dimakan bersama untuk undangan.Pihak Mertua/Pihak Perempuan datang dengan
membawa Ikas mas dan memberikan Ulos ke Tuan Rumah yaitu Ulos Sibaganding Tua
atau Ulos Mangiring dan dilanjutkan pemberian Ulos dengan jenis yang sama oleh
rombongan Pihak Perempuan.Biasanya Undangan menghadiri acara seperti ini adalah
Satu Kampung dan Keluarga dekat.
b.Di zaman Suku Batak Toba mengenal
Agama sebelum memasuki Rumah baru sudah lazim dibuat dengan Partangiangan atau
didahului dengan Kebaktian yang dipimpin unsur Gereja.Setelah siap acara
kebaktian dilanjutkan makan bersama dilajutkan dengan menyambut Simatua/Pihak
Perempuan dan semua Hula-Hula/Paman dan Parjambaron(Kerbau/Babi)syarat
menghormati Hula-hula/Paman serta undangan tetap berjalan. Pihak Mertua/Pihak
Perempuan datang dengan membawa Ikas mas dan memberikan Ulos ke Tuan Rumah
yaitu Ulos Sibaganding Tua atau Ulos Mangiring dan dilanjutkan pemberian Ulos
dengan jenis yang sama oleh rombongan Pihak Perempuan.Biasanya Undangan
menghadiri acara seperti ini adalah Satu Kampung dan Keluarga dekat.
6.Mangongkal Holi/Membuat Tugu Marga
Mangongkal Holi atau membuat Tugu
Marga sudah masuk kategori uloan Bius atau acara besar karena harus mengundang
garis Hula-hula/Tulang jauh diatas minimal lima generasi ke atas berarti lima
generasi Ompung/kakek bersaudara harus berkumpul dan mempersiapkan ini minimal
1 Tahun.Suku Batak Toba mempercayai dengan melakukan Mangongkal Holi atau
membuat Tugu Marga akan membuat keturunannya lebih berhasil dan lebih sukses
disamping memperbaiki garis Tarombo/keturunan agar satu marga itu mengetahui
siapa saja keluarga dekat.Untuk membuat Pesta ini biasa waktu yang dibutuhkan
sampai dua hari dengan memotong Kerbau dan diiringi Gondang Sabangunan.Hari
kedua rombongan semua Hula-Hula/Simatua/Tulang/Bona Tulang/Bona Ni Ari/Mata
mual dan semua garis pemberi Ulos sudah harus hadir dan pemberian Ulosnya
disesuaikan dengan penerima Ulos mulai garis keturunan Ompung sesuai
tingkatan,Orang tua yang bersaudara,Anak,boru dan cucu/Pahompu.Ulos yang
diberikan adalah:
1.Ulos Pussa buat yang sudah pernah
menikahkan anak
2.Ulos Ragi hotang buat yang belum
pernah menikahkan anak,buat anak,boru,dan cucu/Pahompu
Pemberian Ulos ini biasanya dalam
skala besar
7.Bulang-Bulang/Mambulangi
Proses memberikan bulang-bulang atau
mambulangi dilakukan karena banyak pertimbangan biasanya mambulangi hanya
diberikan kepada Tokoh yang berjasa,Panutan dan orang yang sangat dihormati
karena perbuataannya membangun satu kampung/Huta atau mengharumkan Nama Kampung
dan Suku Batak, biasanya yang diberikan adalah:
a.Ulos Marinjam sisi
b.Ulos Pussa/Suri-suri Ganjang
c.Ulos Tumtuman/Sortali
d.Piso Halasan
e.Piso sitombuk lada
f.Puttu/Golang
Dari tulisan ini jelas tidak semua
Ulos yang dimiliki Suku Batak Toba bukan diberikan dari garis Pemberi akan
tetapi hanya sebagian saja dan diberikan pada saat di acara Adat dan Budaya
Batak Toba.Saat pemberian Ulos tidak akan bermakna bila nilai spiritulitas
penyampaian Ulos tidak di ucapkan garis Pemberi Ulos dengan Umpasa/Doa dan
harapan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar tiap Penerima di berkati dan
permintaan terkabul.Yang paling penting diakhir pemberian Ulos harus ada
beras/boras sipirnitondi/beras penguat atau penyemangat roh dengan cara tiga kali
dari gemgaman tangan kebagian kepala Penerima diakhiri dengan kata Horas tiga
kali.
8.Menyambut Tamu
Zaman sekarang Pemerintah di
Bonapasogit sudah mensyahkan pemberian Ulos kepada tamu Pemerintahan yang
berkenjung ke satu Pemerintahan di Bonapasogit dan sudah menjadi tradisi
diberikan Ulos untuk menghormati Tamu tersebut, biasanya diberikan cenderamata
Ulos Ragi Hotang atau Pussa.
Harapan kita kedepan semua Bangso
Batak atau Suku Batak Toba banggalah memakai Ulos dan mengunakan Ulos yang
ditenun saat pemberian Ulos di proses pelaksanaan Adat Istiadat.Karna Ulos yang
ditenun tangan lebih bernilai spiritual daripada buatan mesin,dan berikanlah Ulos
yang sepantasnya diberikan sesuai dengan Etnic masing-masing.Mohon maaf kalau
ada ulasan saya yang salah dan tulisan saya yang berlebihan tentang pemaparan
Ulos,akan tetapi semua ulasan ini saya dapat dari sumber-sumber terpercaya dan
pengalaman pribadi dalam pelaksaan acara Adat dan Budaya Batak. Kalau masih ada
yang kurang sempurna dari tulisan saya ini, mari kita menggali terus dan
perbaiki demi lestarinya Ulos,agar semua Bangso Batak lebih paham khususnya
generasi muda Batak Toba mengerti akan sehelai Ulos .
Ditulis oleh:
Rismon Raja Mangatur Sirait
Pimpinan:Sanggar Budaya Lusido
CP:081263395600-082163363364
NB:Mohon maaf kalau saya tidak
upload gambarnya
mauliate da bere...Horas.
BalasHapusKereeeen,,,
BalasHapusKalau bukan Halak Hita, siapa lagi?
Mauliate lae atas tulisan muna on.